Nganjan merupakan tarian sakral yang dilakukan selama proses tiwah (ritual pengantaran arwah ke lewu tatau atau dunia surga bagi orang Kaharingan). (Dayak Pos/Darmawanto)
Palangka Raya, Media Dayak
Upacara Adat Tiwah merupakan salah satu tradisi Adat Dayak yang sampai saat ini masih tetap ada dan berlaku di Kalimantan Tengah.
Di mana dalam upacara ini merupakan sebuah ritual ibadah untuk mengantarkan arwah sanak keluarga yang telah meninggal dunia untuk mencapai sorga.
Kali ini pelaksanaan upacara tiwah bertempat Balai Hindu Kaharingan jalan Tambun Bungai Palangka Raya.
Parada, S.Ag selaku panitia pelaksana mengatakan bahwa,”Ritual Tiwah Massal ini adalah sebuah Kebudayaan Adat yang ada di dalam masyarakat Dayak, yang bertujuan untuk mengantarkan keluarga mereka yang telah meninggal dunia ke alam sorga, dan ini memang sudah merupakan tradisi Adat Dayak”.
Lanjutnya lagi, dengan adanya ritual tiwah massal, maka akan mengurangi beban biaya yang harus dikeluarkan oleh keluarga yang di tinggal, karena dengan digelarnya secara massal maka beban biaya yang dikeluarkan akan di tanggung secara bersama-sama,” terangnya.
Ritual Tiwah ini dalam pelaksanaannya di bagi atas beberapa tahapan-tahapan, mulai dari penabuhan gong sebagai tanda dimulainya ritual sampai dengan mempersembahkan qurban berupa hewan hingga puncak acaranya adalah mengantarkan arwah keluarga yang meninggal.
“Ada beberapa pantangan yang tak boleh di langgar saat penyelenggaraan tiwah dan itu berlaku bukan hanya kepada masyarakat Dayak tetapi bagi siapa saja termasuk pendatang atau pengunjung yang menghadiri ritual, dan apabila di langgar maka akan dikenai denda tiga kali lipat dari acara ritual tiwah,” terang Parada.
“Salah satunya adalah tidak boleh berbuat Dahiang atau mengganggu jalannya ritual, selain itu juga ada beberapa pantangan yang lain berupa jenis sayuran, ikan atau daging”.
Ada 16 keluarga yang ikut acara ritual tiwah massal dan 30 orang yang di tiwahkan.
Menurut Parada, makna Tiwah adalah upacara rukun kematian tingkat terakhir Hindu Kaharingan yg pelaksanaan adalah mengantarkan arwah untuk mencapai sorga, bagi keluarga meniwahkan pali akibat kematian keluarga yang meninggal.
Tahapan basara keluarga sejak Juni hingga Juli untuk mencari hari baik dan ditetapkan tanggal 2 Nopember lalu.
Kemudian mulu gandang adalah gong pertama kali untuk awal pelaksanaan acara tiwah.Setelah itu seminggu nanti ada istilah minjam basir, yaitu menjemput ulama yang akan memimpin acara ritual, pungkas Parada. (Dmt)